Paham
Dinamisme Islam
(Muhammad
Iqbal)
Muhammad
Iqbal merupakan sosok pemikir multi disiplin. Di dalam dirinya berhimpun
kualitas kaliber internasional sebagai seorang sastrawan, negarawan, ahli
hukum, pendidik, filosof dan mujtahid. Sebagai pemikir Muslim dalam arti yang
sesungguhnya, Iqbal telah merintis upaya pemikiran ulang terhadap Islam demi
kemajuan kaum muslimin. Islam sebagai way of life yang lengkap
mengatur kehidupan manusia, ditantang untuk bisa mengantisipasi dan mengarahkan
gerak dan perubahan tersebut agar sesuai dengan kehendak-Nya. Oleh sebab itu,
Islam dihadapkan kepada masalah signifikan, yaitu sanggupkah Islam memberi
jawaban yang cermat dan akurat dalam mengantisipasi gerak dan perubahan ini?.
Iqbal
tidaklah menetapkan suatu pandangan praktis dalam filsafatnya, namun ia
berusaha mengubah cara pandang kaum muslimin yang selama ini terjebak dalam
cara pandang yang statis dalam memandang dunia. Namun karena kehidupan manusia
yang cenderung dinamis malah menjadikan umat Islam menjadi pembebek terhadap
Bangsa Barat, dengan menanggalkan baju keislaman mereka. Dari sinilah Iqbal
merekonstruksi paradigma kaum muslimin agar mampu hidup dalam dinamika
kehidupan yang normal namun tetap dalam koridor sebagai seorang muslim yang
mengabdi kepada Tuhannya. Ia berusaha untuk memajukan peradaban Islam secara
ekonomi maupun spiritual dengan cara mengikuti gerak perkembangan zaman dan
tanpa meninggalkan ciri khas ke-islamannya.
Biografi
Muhammad Iqbal
Muhammad
Iqbal lahir pada tanggal 9 November 1877 di Sialkot (India Inggris), sekarang
Pakistan, Muhammad Iqbal berasal dari golongan menengah di Punjab. Ia
adalah seorang penyair, filsuf dan politisi yang menguasai bahasa Urdu, Arab,
dan Persia. Dia adalah inspirator kemerdekaan bangsa India menjadi Pakistan.
Untuk
meneruskan studinya ia pergi ke Lahore dan belajar disana sampai ia memperoleh
gelar kesarjanaan M.A. Di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold,
seorang orientalis yang menurut keterangan mendorong pemuda Iqbal untuk
melanjutkan studi di Inggris. Di tahun 1905 ia pergi kenegara ini dan masuk ke
universitas Cambridge untuk mempelajari filsafat. Dua tahun kemudian ia pindah
ke Munich di Jerman, dan di sanalah ia memperoleh gelar Ph.D. dalam tasawuf.
Tesis doctoral yang dikemukakannya berjudul : The Development of Methaphysics
in Persia (Perkembangan Metafisika di Persia). Dan pada tahun 1908, ia kembali
ke Lahore.
Disamping
pekerjaannya sebagai pengacara, ia menjadi dosen filsafat. Bukunya The
Reconstruction of Religious Thought in Islam adalah hasil ceramah-ceramah yang
diberikannya dibeberapa universitas di India. Kemudian ia memasuki bidang
politik dan di tahun 1930 dipilih menjadi presiden liga muslim.
Didalam
perundingan meja bundar di London, ia turut dua kali mengambil bagian. Ia juga
menghadiri konferensi Islam yang diadakan di Jarussalem. Di tahun 1933, Ia di
undang ke Afghanistan untuk membicarakan pembentukan Universitas Kabul. Dalam
usia 62 tahun tepatnya di tahun 1938, ia meninggal.
Karya
dan Filsafat Muhammad Iqbal
Tidak
mudah memetakan Iqbal sebagai seorang filsuf murni disbanding dengan filsuf
lainnya. Hal ini disebabkan ia lebih fokus pada sastra dan politik disbanding
kajian filsafat. Tak heran, kalau Iqbal dikenal sebagai penyair politisi dalam
kasus kemerdekaan bangsa India dari Inggris. Meskipun demikian, secara khusus
Iqbal menulis kajian filsafat dalam bukunya dengan tema “The Philosophical Test
of the Revelations of Religious Experience”. Dalam topic ini, tampak teori
Iqbal tentang filsafat dalam bentuk teori dinamika. Pemikiran Iqbal ini
didasari dari berbagai teori ilmu alam yang telah disampaikan oleh para tokoh
dunia sebelumnya, seperti Einstein, Newton, dan sebagainya. Sehingga Iqbal
berkesimpulan bahwa dunia (pemikiran) ini adalah dinamis.
Lebih
lanjut Iqbal menjelaskan pentingnya arti dinamika dalam hidup. Tujuan akhir
setiap manusia adalah hidup, keagungan, kekuatan dan kegairahan. Teori dinamika
Iqbal ini diawali dengan kesadaran sendiri bahwa kita ini harus bangkit dari
keterpurukan. Konsep sendiri inilah yang menjadi dasar teori dinamika Iqbal.
Iqbal
mewariskan banyak karya tulis, berbentuk prosa, puisi, jawaban atas tanggapan
orang atau kata pengantar bagi karya orang lain. Kebanyakan karya-karya ini
menggunakan bahasa Persia, menurut Nicholson, agar bisa di akses oleh dunia
Islam, tidak hanya masyarakat India. Sebab saat itu, bahasa Persi adalah bahasa
yang dominan di dunia Islam dan dipakai masyarakat terpelajar. Karya-karyanya
antara lain:
a) The Development of Metaphysic in Persia
(desertasi, terbit di London, 1908)
b) Asra-I Khudi (Lahore, 1916, tentang proses
mencapai insane kamil)
c) Rumuz I-Bukhudi (Lahore, 1918)
d) Javid Nama (Lahore, 1932)
e) The Reconstruction of Religius Thought in
Islam (London, 1934)
f) Musafir (Lahore, 1936)
g) Zarb-I Kalim (Lahore, 1937)
h) Bal-I Jibril (Lahore, 1938)
i) Letters and Writings of Iqbal (Karachi,
1967, kumpulan surat dan artikel Iqbal).
Filosofi
dan Kerangka Pemikiran Muhammad Iqbal tentang Dinamisme dalAm Islam
Pemikirannya
mengenai kemunduran dan kemajuan umat Islam mempunyai pengaruh pada gerakan
pembaharuan dalam Islam. Sama dengan pembaharu-pembaharu lain, ia berpendapat
bahwa kemunduran umat Islam selama 500 tahun terakhir disebabkan oleh kebekuan
dalam pemikiran. Hukum dalam Islam telah sampai pada keadaan statis. Kaum
konservatif dalam Islam berpendapat bahwa rasionalisme yang ditimbulkan
golongan muktazilah akan membawa pada disintegrasi dan dengan demikian
berbahaya bagi kestabilan Islam sebagai kesatuan politik. Untuk memelihara
kesatuan itu, kaum konservatif tersebut lari ke syariat sebagai alat yang ampuh
untuk membuat umat tunduk dan diam.
Sebab
lain terletak pada pengaruh zuhud yang terdapat dalam ajaran tasawuf. Menurut
tasawuf yang mementingkan zuhud, perhatian harus dipusatkan pada tuhan dan apa
yang berada dibalik alam materi. Hal itu akhirnya membawa kepada keadaan umat
yang kurang mementingkan soal kemasyarakatan dalam Islam.
Sebab utama ialah hancurnya Baghdad, sebagai pusat
kemajuan pemikiran umat Islam dipertengahan abad ke-13. Untuk mengelakkan
disintegrasi yang lebih dalam, kaum konservatif melihat bahwa perlu diusahakan
dan dipertahankan keseragaman hidup sosial dari seluruh umat. Untuk itu mereka
menolak segala pembaharuan dalam bidang syariat dan berpegang teguh pada
hukum-hukum yang telah ditentukan ulama terdahulu. Pintu ijtihad mereka tutup.
Hukum dalam Islam sebenarnya menurut iqbal, tidak bersifat statis,
tetapi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pintu ijtihad tidak
pernah tertutup. Yang pertama berontak terhadap pendapat bahwa keempat madzhab
telah membahas segala persoalan secara final dan dengan demikian ijtihad tidak diperlukan lagi, adalah Ibnu Taimiyah yang
lahir pada tahun 1263, yaitu lima tahun sesudah jatuhnya Baghdad. Pendapat
bahwa pintu ijtihad tidak tertutup di anut kemudian oleh Muhammad Abdul Wahab.
Pada zaman modern, ijtihad telah semenjak lama dijalankan di Turki. Diantara
semua Negara Islam, berulah umat Islam Turkilah yang melepaskan diri dari
belenggu dogmatisme. Dan bangsa Turki pulalah yang mempergunakan hak kebebasan
berfikir yang terdapat dalam Islam.
Al-qur’an senantiasa menganjurkan pemakaian akal terhadap ayat atau
tanda yang terdapat dalam alam seperti matahari, bulan, pertukaran
siang menjadi malam dan sebagainya. Orang yang tidak peduli dan tidak
memperhatikan tanda-tanda itu akan tinggal buta terhadap masa yang akan datang.
Yang pada akhirnya hanya melahirkan manusia-manusia yang memahami Al-qur’an
sebatas hukum dalam syari’ah saja, tanpa menghiraukan kemu’jizatan-kemu’jizatan
lain dalm Al-qur’an, seperti i’jazul ilmi.
Konsep
Islam mengenai alam adalah senantiasa berkembang. Islam menolak konsep lama
yang mengatakan bahwa alam ini bersifat statis. Islam mempertahankan konsep
dinamisme dan mengakui adanya gerak dan perubahan dalam
hidup sosial manusia. Kemajuan serta kemunduran di buat Tuhan silih berganti
diantara bangsa-bangsa yang mendiami bumi ini, menurut Iqbal mengandung arti dinamisme. Dan prinsip yang dipakai dalam
soal gerak dan perubahan itu adalah ijtihad. Ijtihad mempunyai kedudukan
penting dalam pembaharuan dalam Islam.
Paham
dinamisme Islam yang ditonjolkan inilah yang membuat Iqbal mempunyai kedudukan
penting dalam pembaharuan di India. Dalam syair-syairnya ia mendorong umat
Islam supaya bergerak dan jangan tinggal diam.
Intisari hidup adalah bergerak, sedang hukum hidup ialah menciptakan, maka
Iqbal berseru kepada umat Islam supaya bangun dan menciptakan dunia baru. Karena tingginya
ia menghargai gerak, hingga ia menyebut bahwa kafir yang aktif lebih baik dari
muslim yang suka tidur.
Dalam
pembaharuannya Iqbal tidak berpendapat bahwa baratlah yang harus dijadikan
model. Kapitalisne dan imperialism barat tidak dapat diterimanya. Barat menurut
penilaiannya, amat banyak di pengaruhi oleh materialisme dan telah mulai
meniggalkan agama. Yang harus diambil umat Islam dari
barat hanyalah ilmu pengetahuannya. Ia tidak suka dengan hal yang berbau
materialistis, seperti telah disinggung, bahwa Muhammad Iqbal adalah adalh
seorang nasionalis India. Tapi, kemudian ia ubah pandangannya. Nasionalisme ia
tentang, karena dalam nasionalisme seperti yang ia jumpai di Eropa, ia melihat
bibit materialism dan atheisme dan menurutnya, keduanya merupakan ancaman besar
bagi peri kemanusiaan.
Kalau
kapitalisme ia tolak, sosialisme barat ia terima. Ia bersikap simpatik terhadap
gerakan sosialisme ia melihat ada persamaan. Dalam hubungan ini ia pernah
mengatakan “karena Bolsyevisme tambah tuhan hampir identik dengan Islam, maka
saya tidak terperanjat kalau suatu ketika Islam menelan Rusia atau sebaliknya”.
Iqbal tidak begitu saja mau menerima apa yang datang dari barat.
Di dalam riwayat hidupnya telah di singgung bahwa
Iqbal menjadi Presiden Liga Muslimin di tahun 1930. Dlam hubungan ini baik di
sebut sebelum pergi ke Eropa ia sebenarnya adalah seorang nasionalis India.
Dalam Syair-syairnya ia menyongkong kesatuan dan kemerdekaan India, dan
menganjurkan persatuan Umat islam dan Hindu di tanah air India.
Tetapi kemudian ia rubah
pandangannya. Nasionalisme ia tentang, karena dalam Nasionalisme seperti yang
ia jumpai di Eropa, ia melihat bibit materialisme dan ateisme dan keduanya
merupakan ancaman besar bagi perikemanusiaan. Nasionalisme India yang mencakup
muslim dan hindu adalah ide yang bagus, tetapi sulit sekali untuk dapat di
wujudkan. Ia curiga bahwa di belakang Nasionalisme India terletak konsep
Hinduisme dalam bentuk baru.
Di India terdapat dua umat besar,
demikian Iqbal, dan dalam pelaksanaan demokrasi barat di India, Kenyataan ini
harus di perhatikan. Tuntutan umat Islam untuk memperoleh pemerintahan sendiri,
di dalam atau di luar kerajaan Inggris,
adalah tuntutan yang wajar. India pada hakekatnya tersusun dari dua
bangsa, Bangsa Islam dan Bangsa Hindu. Umat Islam India harus menuju pada pembentukan
Negara tersendiri, tarpisah dari Negara Hindu di India.
Tujuan membentuk negara tersendiri
ini, ia tegaskan dalam rapat tahunan Liga Muaslimin di tahun 1930. “Saya ingi
melihat punjab, daerah perbatasan utara, sindi dan balukhistan, bergabung
menjadi satu negara. “ Disinilah Ide dan tujuan membentuk negara tersendiri di
umumkan secara resmi dan kemudian menjadi tujuan perjuangan nasional umat islam
india. Tidak mengherankan kalau Iqbal di pandang sebagai Bapak Pakistan. Tugas
Jinnah ialah mewujudkan cita-cita negara Pakistanmenjadi kenyataan. Nama
“Pakistan” sendiri menurut suatu sumber berasal dari seorang mahasiswa Islam
India di London bernama Khaudri Rahmat Ali; huruf P ia ambil dari punjab, A
dari Afgan, K dari Khasmir, S dari Sindi dan TAN dari Balukhistan. Menurut
sumber lain nama itu berasal dari kata persia “pak” yang berarti suci dan
“stan” yang berarti negara.
Ide Iqbal bahwa umat islam india
merupakan suatu bangsa dan oleh karena itu memerlukan satu negara tersendiri
tidaklah bertentangan dengan pendirinya tentang persaudaraan dan persatuan umat
islam. Ia bukanlah seorang Nasionalis dalam arti yang sempit. Ia sebenarnya
adalah seorang pan Islamis. Islam, demikian ia menjelaskan, bukanlah
Nasionalisme dan bukan pula Imperialisme, tetapi Liga Bangsa-bangsa. Islam
dapat menerima batas-batas yang memisah satu daerah dari yang lain dan dapat
menerima perbedaan bangsa hanya untuk memudahkan soal hubungan antara sesama
mereka. Batas dan pebedaan bangsa itu tidak boleh mempersempit untuk pandangan
sosial umat islam. Bagi Iqbal dunia islam seluruhya merupkan satu keluarga yang
terdiri atas Republik-republik, Dan Pakistan yang akan di brntuk adalah salah
satu dari Rpublik itu.
Pengaruh Iqbal dalam pembaharuan
India ialah menimbulkan faham dinamisme kalangan umat islam dan menunjukan jalan
yang harus mereka tempuh untuk masa depan agar sebagai umat minoritas di anak
benua itu mereka dapat hidup bebas dari tekanan-tekanan dari luar.
Iqbal
menulis kajian filsafat dalam bukunya dengan tema “The Philosophical Test of theRevelations of Religious
Experience”. Dalam topic ini, tampak teori Iqbal
tentang filsafat dalam bentuk teori dinamika. Pemikiran Iqbal ini didasari dari
berbagai teori ilmu alam yang telah disampaikan oleh para tokoh dunia
sebelumnya, seperti Einstein, Newton, dan sebagainya. Sehingga Iqbal
berkesimpulan bahwa dunia (pemikiran) ini adalah dinamis.
Lebih
lanjut Iqbal menjelaskan pentingnya arti dinamika dalam hidup. Tujuan akhir
setiap manusia adalah hidup, keagungan, kekuatan dan kegairahan. Teori dinamika
Iqbal ini diawali dengan kesadaran sendiri bahwa kita ini harus bangkit dari
keterpurukan. Konsep sendiri inilah yang menjadi dasar teori dinamika Iqbal.
Tujuan
Dinamisme Islam dalam pemikiran Muhammad Iqbal
Sebagaimana
yang telah diuraikan, Muhammad Iqbal menegaskan penolakannya kepada setiap
pemahaman apa saja yang berkaitan dengan bangsa dan negara sebagai dasar
masyarakat Islam. Nasionalisme menurut Muhammad Iqbal, merupakan suatu alat
yang bisa digunakan untuk memecah belah dunia muslim yang akan berakibat pada
adanya pemisahan sesama manusia, terjadinya perpecahan antar bangsa-bangsa dan
adanya pemisahan agama dari politik.
Maka
dari itu ia dalam bukunya “Political Thought in Islam”, menegaskan bahwa
cita-cita politik Islam adalah terbentuknya suatu bangsa yang lahir dari suatu
internalisasi semua ras dan kebangsaan. Terpadunya ikatan batin masyarakat ini,
muncul tidak dari kesatuan geografis dan etnis. Akan tetapi dari kesatuan cita-cita
politik dan agamanya. Keanggotaan atau kewarganegaraannya didasarkan atas suatu
pernyataan kesatuan pendapat yang hanya berakhir apabila kondisi ini tidak
berlaku lagi.
Dari
uraian-uraian yag ada memberikan satu penjelasan bahwa tujuan Dinamisme Islam
Muhammad Iqbal adalah:
1. Perubahan pemahaman terhadap alam atau kenyataan. Yaitu usaha mengembalikan pemahaman itu kepada pemahaman umat Islam terdahulu, bahwa dunia ini lapangan usaha, gerak, dan pengetahuan manusia. Jadi, ia bukanlah suatu yang harus ditakuti atau dianggap buruk
1. Perubahan pemahaman terhadap alam atau kenyataan. Yaitu usaha mengembalikan pemahaman itu kepada pemahaman umat Islam terdahulu, bahwa dunia ini lapangan usaha, gerak, dan pengetahuan manusia. Jadi, ia bukanlah suatu yang harus ditakuti atau dianggap buruk
2. Pengungkapan
beberapa prinsip-prinsip Islam yang semuanya merupakan faktor-faktor yang
mendorong manusia bergerak dan berusaha di alam nyata ini.
3.
Mengubah pola pemikiran manusia dari statis kearah yang dinamis.
4.
Mengubah pemikiran umat Islam agar sesuai dengan perkembangan IPTEK dan
falsafah modern agar Islam tidak ketinggalan zaman.
5.
Mengubah pemikiran agar mau untuk membuka pintu Ijtihad, karena menurutnya
pintu ijtihad tidak pernah akan tertutup.
Jadi
Iqbal dengan gerakan reformasi pemikiran keagamaan dalam Islam itu,
menginginkan kembalinya kejayaan bagi umat Islam. Kejayaan bukan lantaran
mengikuti salah satu filsafat barat, tapi karena pemahaman yang benar tentang
Islam seperti pemahaman orang-orang muslim pertama.
Pemahaman
yang benar tentang Islam, menurut Iqbal menjadikan alam materi dan alam nyata
bukan suatu yang keji tapi sebagai lapangan perjuangan demi personalitas.
Dengan alam yang realis itu maka kepribadian menjadi kuat, dengan perjuangan
dalam dunia ini ia akan tetap eksis dan abadi. Jadi, keabadian personalitas
menurut Iqbal adalah melalui perjuangan, dengan menundukkan segala rintangan
bukan lari dari padanya.
Karakter
Berfikir Dinamis
Beberapa
karakter atau cara berfikir dinamis adalah sebagai berikut:
Karakter
berpikir dinamis yang dimaksud, yaitu:
ü Pola
berpikir kompleks, yang meliputi:
o
Berpikir kritis, dan
o
Berpikir kreatif.
ü Pola
berpikir maju dan berkembang
ü Mempunyai
psikodinamika yang kompleks dan mempunyai skop pribadi yang luas.
ü Harus
memiliki pertahanan diri yang lebih besar
ü Dalam
jugment-nya lebih mandiri
ü Dominan
dan lebih besar pertahanan diri (more self-assertive )
ü Memiliki
kepribadian yang luas
ü Menolak
supression sebagai komunisme kontrol
Apresesiasi
Terhadap Pemikiran Iqbal
Berdasarkan
apa yang diketahui bersama, Islam membutuhkan pemikir-pemikir zaman seperti
Iqbal, mengingat bahwa dari waktu ke waktu ilmu pengetahuan selalu mengalami
perubahan, dari yang skala kecil hingga besar. Hal ini tentu saja memiliki
dampak bagi suatu umat yang hidup di zaman tersebut.
Ditambah
umat Islam memiliki tugas untuk mempertahankan Aqidah Rasul, agar jangan sampai
tergilas oleh kemajuan zaman. Sehingga disini kami selaku tim penulis, sangat
menghargai pemikiran Iqbal, karena sebagaimana yang telah diuraikan bahwa
kehidupan selalu bergerak dan mengalami perubahan.
Pemikiran
Muhammad Iqbal mengenaiDinamisme Islam yang mengarah pada perubahan pola
berfikir yang stagnan menuju pola berfikir dinamis mengikuti
perkembangan zaman sangat urgen untuk dilakukan. penulis mengapresiasi
pemikiran Iqbal agar tetap dipertahankan dan dikembangkan untuk
menjaga Image umat Islam dimata dunia. Menurut penulis hal ini perlu
dilakukan agar umat Islam mampu bangkit dan maraih masa keemasan kembali
sehingga terbebas dari berbagai penindasan baik secara pemikiran (ghozwul fikr)
maupun fisik (material)
Pemikiran
Muhammad Iqbal, Hidup Dinamis. Berdasarkan telaah kritis penulis karakter hidup
dinamis yang di sumbangsikan Iqbal dalam pemikiran pebaharuannya dalam Islam
memberikan sinyal positf bagi perkembangan dunia Islam kedepan dalam rangka
mengimbagi kemajuan Barat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu pesat.
Jika kita analogikan alur pemikiran Muhamad
Iqbal adalah untuk mengarahkan pada
perubahan pola berfikir umat Islam yang stagnan menuju pola berfikir umat Islam
yang dinamis, yang mampu memaknaihidupnya; tidak hanya diam di tempat namun bergerak
maju untuk sebuah perubahan baru, menuju Islam Modern yang tetap berpedoman
pada Al-Qur’an dan Hadits.
Perlu
di garis bawahi Islam Modern yang dimaksud diatas bukan diasumsikan sebagai
Islam Sekuler, namun Islam yang mampu hidup di tengah-tengah kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi barat, Islam yang mempunyai integritas pembahruan dan
Islam yang maju bahkan jauh melebihi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
barat.
Kelompok
1
Ø Susmawaty
( )
Ø Rizza
Islamah Pratika An Nasrth
(14.11.0101.0060)
Kesimpulan
Muhammad Iqbal berasal dari
golongan menengah di Punjab dan lahir di Sialkol pada tahun 1876. Untuk
meneruskan studi ia pergi ke Lohera dan ia belajar disana sampai memperoleh
gelar kesarjanaan M.A. di kota itulah ia berkenalan dengan Thomas Arnold
seorang orientalis yang memberikan dorongan untuk melanjutkan stadi di Inggris.
Pada tahun 1905 ia pergi ke Inggris untuk melanjutkan studi di Universitas
Cambridge untuk mempelajari filsafat.
Menurut M. Iqbal, Islam pada hakekatnya
menganjurkan dinamisme. Al-Qur’an senantiasa menganjurkan pemakaian akal di
dalam menginterpretasikan ayat ataupun tanda yang ada dalam alam semesta,
sebagaimana adanya rotasi bumi, matahari, dan bulan. Orang-orang yang tidak
peduli dan tidak memperhatikan tanda-tanda tersebut akan buta terhadap masa
yang akan datang. Konsep Islam tentang alam adalah dinamis dan senantiasa
berkembang. Islam menolak konsep lama yang menyatakan bahwa alam itu statis,
dan mempertahankan konsep dinamisme serta menengahi adanya gerak dan perubahan
dalam kehidupan sosial. Prinsip yang dipakai dalam gerak tersebut adalah
ijtihad. Ijtihad mempunyai kedudukan penting dalam pembaharuan Islam.
Tujuan dinamisme Islam pemikiran
Iqbal adalah agar umat Islam selalu melakukan perubahan dan perbaikan serta
tidak bersifat statis, padahal diperintahkan untuk bersifat dinamis.
What is the best online casino site? - Lucky Club
BalasHapusOnline casino is a place where people are looking luckyclub.live for a place for some fun and excitement. It is a casino that offers many great options to keep